Healing Time ~ Taman Langit, Juli 2022 |
Situasi pandemi membawa banyak perubahan kehidupan, terutama pada hubungan (antar manusia).
Sirkuit yang
begitu rumit ini memaksa kita untuk mengupayakan damai bagi diri sendiri, ke
dalam dan ke luar. Empat hal ini, membantu saya mewujudkannya, terapkan hari
lepas hari. Ternyata, minimalis dalam emosi, reaksi, pikiran, perkataan, dan
perasaan itu bikin nyaman. Bukan seadanya atau sekadarnya, tapi secukupnya.
Mirip garam di dalam masakan. Yang penting ada rasa dan membuat perbedaan yang
berdampak.
Sekalipun nggak
mudah, tapi dimulai saja dulu. Semuanya dimulai dari sini--diri sendiri;
Kemenangan terbesar bukan memerangi orang, tapi
memerangi diri sendiri.
Ini teruji banget di banyak situasi dan kondisi,
apalagi dalam sikon “dua menjadi satu”. Saat kelar pemberkatan nikah, memerangi
diri sendiri sudah dimulai.
Diam dan tersenyum dua kekuatan terbesar.
Senyuman adalah jalan permulaan untuk mengatasi begitu banyak masalah.
Diam adalah jalan untuk mencegah begitu banyak masalah; karena kebanyakan kata
bisa bikin salah langkah. Kita mudah banget memanjangkan lidah ketimbang
melebarkan telinga. Ya, kan? Lihat aja kehancuran yang ditimbulkan, udah banyak
kan?
Saat kita (hanya) fokus pada hasilnya, kita nggak akan pernah berubah. Mata
kita hanya tertuju pada ujungnya saja, nggak pernah terusik dengan banyak hal
di sepanjang jalan yang bisa mengubahkan kita menjadi lebih baik. Saat kita fokus
pada perubahan, kita akan dapatkan hasilnya. Nggak ada proses yang nyaman. Semua
proses nggak nyaman. Cengeng berarti manja. Makanya banyak yang protes. Tapi
proses berujung sukses.
Semua itu membawa kita pada kesadaran akan gambaran kehidupan; bahwa hidup
seperti halnya mengayuh sepeda, untuk tetap seimbang, tetaplah mengayuh,
berjalan terus ke depan.
Yok, bisa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar