06 Desember 2014

Makna Simbolik Dalam Sebuah Logo



Logo.
Dunia pemasaran dan seni grafis pasti sangat akrab dengan pembuatan logo. Bentuk, ukuran, warna, penempatan, keunikan (ciri khas yang menjadi pembeda) serta fleksibilitas (dapat dikembangkan) merupakan elemen-elemen yang harus dipikirkan dan dibuat dalam pembuatan logo.

Bicara tentang logo, bisa jadi soal makna memaknai sangat bersifat subyektif. Termasuk soal cara saya memandang dua logo perusahaan perbankan besar di tanah air.


Bank Mega

Logo Bank Mega.
"siap melahirkan hal besar dari sana"

















Logo ini menarik.

Bentuk huruf M dengan dua kakinya yang melebar, dan warna terakota yang lebih kuat tepat di tengahnya, membuat imajinasi saya menari-nari memaknai. Ah! OMG. Maaf, saya kok melihatnya jadi seperti paha atau selangkangan perempuan yang sedang mengangkang, (siap melahirkan?). Dari jauh, seperti gambar setetes darah terbalik pada bagian tengah. Ada lima warna di logo tersebut dan warna terakota yang kuat, diletakkan di tengahnya tepat di lengkungan yang menyerupai pantat.

Semoga, dari “jalur” itu terlahir ide-ide segar dalam organisasinya yang membuatnya besar dan tangguh. Seperti namanya, MEGA.



Bank BNI

Logo Bank BNI
"jumlahnya genap"















Dulu, logo BNI adalah gambar perahu dengan layar terkembang dan tiga ombak besar. Dalam perjalannya, BNI pernah menjadi “kapal besar” yang mengalami kebocoran namun tidak tenggelam karena segera ada langkah-langkah penyelamatan.

Kini, logonya yang terakhir adalah angka empat-enam (46) yang diletakkan agak diagonal. Yang menarik buat saya, 46 (empat-enam) adalah dua angka genap yang berarti “penuh”. Empat-enam (46) dimaknai penuh karena baik sebagai angka tunggal, (masing-masing “4” dan “6”) tetap genap, dan jika ditambahkan pun hasilnya genap (4+6). Saya suka yang genap-genap.

Saya teringat pengalaman ketika saban kali mau naik angkot menuju daerah-daerah komplek perumahan atau perkampungan. Kenek angkotnya, (yang kadang-kadang anak lelaki usia sekolah) sambil memukul kaca jendela mobil dengan uang logam, berteriak-teriak: “ Empat enam, empat enam, ya! Tolong digeser!” Itu maksudnya format bangku di kiri-kanan mobil angkot jumlah penumpangnya harus memenuhi kuota empat di baris kiri, enam di baris kanan (hapal saya!). Setelah genap empat-enam, barulah angkot berjalan.

Semoga dari angka 46 itu, banyak tujuan mulia yang digenapi, terutama untuk kesejahteraan rakyat di seluruh pelosok Nusantara.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar