25 Oktober 2013

Pengaruh Brand



Secara awam, brand, atau dalam Bahasa Indonesia disebut merek, dimengerti sebagai bagian dari perusahaan, produk perusahaan, atau nama entitas (objek), baik fisik maupun non fisik. Banyak juga yang mengaitkannya dengan pemasaran, bisnis, periklanan, penjualan, promosi, komunikasi, atau sesuatu yang berasosiasi dengan organisasi, konsumen, perilaku konsumen, ikatan emosi, sehingga definisi, pemahaman maupun konteksnya menjadi sangat luas tergantung dari sudut pandang dan pengalaman (mata, rasa, emosi) masing-masing orang. Pandangan orang iklan mengenai brand tentu berbeda dengan pandangan orang HRD. Jadi menurut saya, tidak ada definisi yang baku mengenai brand, terutama karena sekarang segala sesuatunya menjadi kian dinamis.

Dalam sebuah kitab kuno ditulis, bahwa pengetahuan akan semakin bertambah. Pemahahaman ini semakin menemui penggenapannya dengan kemunculan Twitter dan Youtube.  Banyak hasil riset dari berbagai disiplin ilmu dirilis melalui media sosial tersebut. Saya memandang brand-brand ini sebagai daya pikir dan kreativitas yang mengejewantah, yang paling berpengaruh bukan hanya dalam industri dotcom tapi juga bagi peradaban dunia saat ini.  Saya menamai-nya era “memuja ego”.  Industri “memanjakan ego”. Karenanya, pengaruh brand itu sendiri bisa negatif, bisa juga positif. Publik akan secara langsung menghakimi brand-nya, bukan lagi muatannya. Akumulasi --pengaruhnya-- bergantung pada seberapa kuat brand tersebut dapat ditangkap oleh sistem sensorik kita; oleh mata, telinga, rasa (fisik/non fisik), dan benak kita.

Sejak www muncul sebagai pintu, padu padan dahsyat teknologi dan globalisasi ini bukan hanya menyusup ke semua lini kehidupan, tetapi juga mengubah partikel terkecil dari dunia ini,--diri kita sendiri-- sampai ke suatu kelompok besar manusia yang menyebut dirinya bangsa. Apa yang baru-baru ini terjadi di Yunani dan Mesir menjadi kenyataan yang memperkuat itu, bahwa kotak online kecil bernama Twitter bisa menjadi pemicu bagi sebuah kegerakan besar yang memengaruhi sistem sebuah negara!

Broadcast Yourself yang menjadi kredo Youtube, bukan saja mendefinisikan kegunaannya, namun lebih dari itu, dua kata tersebut justru semakin menancapkan eksistensi dan mengokohkan pengaruh brand yang menyertainya, karena setiap orang yang menggunakan brand tersebut otomatis menjadi agen pengaruh dari brand itu sendiri. Pengaruh di dalam pengaruh yang saling memengaruhi. Sehingga kata “self” nya menjadi lebih luas sekarang, bukan hanya ditujukan untuk perorangan/individu tetapi juga organisasi dengan begitu banyak brand yang dibawanya. Muatannya bukan cuma sesuatu yang akan membuat orang jadi terkenal dalam hitungan detik, dari sensasi hingga seni, keuangan hingga lingkungan, berita, edukasi, pengetahuan, hingga segala sesuatu yang melibatkan proses; proses pembuatan, proses kerja, proses bisnis, dan banyak lagi. Mencakup begitu banyak disiplin ilmu.

Hampir semua brand ternama dunia diciptakan dengan sebuah nilai (value). Proses penciptaannya merupakan adukan dari tujuan, kegunaan, jangkauan―tentang bagaimana brand bisa wara-wiri dan “terlihat” di jagat maya maupun nyata― visi-misi global, emosi, estetika, etika, filosofi dan sebagainya, sehingga siapa pun yang meniru atau mendompleng tidak akan pernah menjadi bagian dari adukan yang bernilai dan orisinal itu. 
Value has a value only if its value is valued, kata Bryan Dyson, CEO Coca-Cola.

Apa brand Anda? Pengaruhnya?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar