Dalam suatu diskusi, teman saya melontarkan pertanyaan menggelitik yang mengundang refleksi panjang di benak teman-teman yang ada saat itu. Bahkan di benak si teman, yang justru sedang bergelut dengan pertanyaan itu.
“Mana yang lebih penting. Atau mana yang lebih utama, achievement atau impact?”
Dalam diskusi tersebut, beberapa teman menjawab lugas memilih salah satu dari keduanya:
“Achievement!”
“Impact.”
“Oh jelas achievement dong!”
“Impact jauh lebih penting.”
Masing-masing memberikan argumen yang menantang perdebatan, cerdas, dan berangkat dari pemikiran tentang definisi keduanya menurut otak dan pemahaman masing-masing.
"You have to gain something first, then you have an impact."
"You need an impact first to be something."
Tak disangka, jawaban yang beragam itu justru mengundang penggalian yang lebih dalam, menghadirkan olah rasa, olah pikir tentang bagaimana kita memandang lebih jauh “dunia” kita, apa yang kita lakukan, sejauhmana kita berjalan, sebesar apa nilai karya kita, (baik di mata kita sendiri, maupun di mata orang lain) dan seterusnya…
Pencapaian (achievement) didefenisikan sangat beragam:
Sesuatu yang diraih melalui sebuah upaya.
Klimaks dari sebuah tujuan.
Kesuksesan.
Kemampuan kita untuk terus konsisten dalam mencapai tujuan.
Hasil (hasil) yang didapat selama periode waktu tertentu.
Proses, cara, perbuatan mencapai.
Dalam KBBI dikategorikan sebagai noun (benda). Jadi, bisa jadi itu berupa materi, kedudukan, pangkat, atau jabatan.
Sementara pengaruh (impact) diartikan sebagai daya, yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Kemampuan dari sesuatu (orang, benda) yang dapat menjadikan sesuatu yang lain.
Sesuatu yang berkaitan dengan mencipta.
Apapun yang dipilih tiap-tiap orang, entah pengaruh atau pencapaian, keduanya berperan dalam membentuk siapa kita, mempertajam kita dan berkontribusi pada hidup itu sendiri. Keduanya juga bergantung pada banyak latar belakang: ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, pekerjaan (industri kreatif atau non kreatif), pengalaman, karakteristik pribadi dan sifat bawaan (entah itu melankolik, sanguinis, kolerik atau plagmatis) sehingga menimbulkan multitafsir.
Menjadi complicated?
Mungkin ya. Karena bagaimanapun cara pandang seseorang tentang dirinya, itu telah menambahkan sesuatu kepada jati dirinya dan semua itu bermula atau digerakkan oleh filosofi dan prinsip hidup masing-masing orang.
Menjadi bias?
Mungkin iya. Karena jika tidak meluas, kita tergoda untuk membenarkan salah satunya dan menghakimi bahwa yang ini lebih baik ketimbang yang satu. Karena jika menyempit, kita akan terpancing untuk mengukur orang lain dengan ukuran kita sendiri dan menganggap pilihan orang lain sebagai suatu ketololan. Atau kita mungkin akan cenderung menilainya sebagai bawaan kondisi. Sudah terkondisikan demikian sehingga tak punya pilihan.
Contoh ini, mungkin akan membantu persepsi kita.
Ada sebagian orang yang secara materi tidak memiliki banyak, tetapi memiliki pengaruh luas bagi sekitarnya. Jika kita menengok kepada tukang sapu jalanan, pengurus taman kota, penyiram pohon-pohon di jalan raya, kita lantas menyimpulkan bahwa orang-orang dalam kelompok ini bukanlah orang-orang yang bergelimang harta, namun apa yang mereka karyakan memberi pengaruh luas bagi sekelilingnya: kenyamanan, kebersihan, dan kesejukan kota.
Namun, ada juga orang-orang dengan pencapaian tinggi masih terus bergerak untuk memberi dampak luas bagi kehidupan banyak orang, suatu bidang kehidupan dan lingkungan. Bill Gates untuk Bill Gates Foundation. Putra Sampoerna untuk Sampoerna Foundation, Djarum Foundation untuk mencetak pemenang-pemenang tangguh di olah raga bulu tangkis kita. Dan masih banyak lagi.
Atau, bisa jadi pengaruh seseorang terhadap banyak orang atau sesuatu, itulah juga pencapaiannya.
Tidak ada garis batas yang tegas. Karena apa yang kita buat, apa yang kita jalani dalam skala yang kecil ataupun besar, turut mewarnai hidup yang terus berdinamika, dan berproses.
Achievement atau impact, itu cuma soal filosofi kita untuk menjadi puas dan berbahagia dengan diri dan hidup kita. Tiap orang menetapkan standing point-nya sendiri. Jadi, nggak usah gelisah.
#noncore, you guys rock! smart people indeed.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar