Rene Suhardono, Career Coach (@ReneCC), dalam buku yang ditulisnya, “Your Job Is Not Your Career”, menulis: seringkali hal-hal yang paling menyenangkan hanya perlu sedikit uang.
Saya sepenuhnya setuju.
Kebahagiaan bisa kita nikmati dengan jalan dan cara yang sederhana, tanpa memerlukan bejibun uang. Dan saat itu benar-benar meresap ke dalam hati dan memberi pengalaman rasanya tersendiri, hati kita akan melimpah dengan ucapan syukur.
Hari itu Jumat malam, adik sepupu saya akan mengambil sleeping bag-nya yang saya pinjam, untuk keperluan mendaki gunung. Jadi kami bertemu di satu tempat sesuai kesepakatan, agar sama-sama tidak saling menunggu lama. Setelah itu, --sama-sama pulang kerja dari kantor masing-masing--sambil menyusuri Jalan Raya Bogor dengan motornya, saya mengamati banyak penjual duren berjejer di pinggir jalan, di sepanjang trotoar. Sudah musim duren ternyata.
“Wah kayaknya enak nih makan duren on the spot.” Kata saya.
Adik merapatkan motornya di pinggir jalan, dan kami memilih salah satu tempat (penjual) duren yang kelihatannya paling ramai, dan asyik (karena banyak orang juga yang menikmati duren di tempat). Malah ada satu keluarga yang menggelar kertas koran di bawah pohon dan menikmati duren bersama.
Setelah memilah-milah, kami mengambil tempat sendiri dan mulai menikmati duren. Duren di sepanjang jalan dekat Pasar Induk Jakarta, “tidak bisa” dijual mahal. Semuanya dijual dengan harga terjangkau karena berdekatan dengan pasar induk, pusat distribusi buah-buahan (dan segala macam bahan pokok dan bumbu dapur lainnya) di Jakarta Timur.
Kami memilih dua buah duren berukuran sedang yang masing-masing dijual dengan harga 10.000 rupiah. Untuk duren-duren yang berukuran kecil dijual 5000 rupiah bahkan ada seorang ibu yang berhasil menawar semua duren itu, (sekitar 5-7 duren) dengan harga 20.000 rupiah! Mungkin karena sudah malam, durennya juga kecil, daripada sayang dan mubazir membusuk tidak kemakan, kan lebih baik terjual dan bisa dinikmati.
Dari balok kayu yang saya duduki, sambil mengamati tawar-menawar yang menarik, saya menikmati duren yang manis, dagingnya tebal sewarna mentega. Wuih, nikmat! Sepupu saya mengajari cara menikmati duren yang paling enak. Menurutnya, makan duren sambil minum kopi akan terasa lebih afdol. Apalagi kalau kopinya masih panas, dituang di bekas lengkungan wadah duren, dan diseruput pelan-pelan. Ugh, pucuk dicinta ulam tiba. Seolah mendengar keinginan hati, saat itu, penjual minuman keliling pun lewat.
“Bang, punya kopi tubruk nggak? Buatin satu, ya.”
Alhasil, kopi panas di gelas plastik dituang di lengkungan wadah duren dan dinikmati pelan-pelan.
Sungguh, kenikmatan yang sempurna…
Banyak cara untuk menikmati hidup.
Banyak jalan juga untuk berbagi kebahagiaan hidup.
Dan kita juga bisa menikmati hal-hal yang paling menyenangkan dengan siapa saja: adik, kakak, ibu, ayah, rekan kerja, teman, sahabat, kekasih, bahkan dengan orang selewatan di pinggir jalan sekalipun.
Untuk momen yang memberi senyum itu, saya hanya perlu mengeluarkan uang 20.000 rupiah saja, dan sepupu saya membayar kopi panasnya seharga 2000 rupiah.
Kami menikmati kebahagiaan dengan harga murah tapi mewah.
Hal remeh tapi memberi berkah.
Hidup memberi banyak kebahagiaan kecil yang menjadikannya bermakna.
Dan ketika kita lebih banyak tersenyum untuk lebih banyak hal remeh yang positif, kita akan memperoleh manfaat besar bagi kesehatan kita. Jiwa-raga.
Temukan un petit bonheur de la vie Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar