"yang enak pasti menggoda" gambar: www.mbah-jingkrak.com |
Nggak kebayang kayak apa kuliner
Indonesia, yang menjadi surga citarasa tanpa cabe (cabai). Gorengan juga rasanya
kurang afdol tanpa cabe rawit. Apalagi rendang tanpa rasa pedas. Nggak kebayang
juga babi panggang tanpa sambel (sambal) andaliman. Atau rebusan daun singkong
tanpa sambel ijo. Sambel ijo khas rumah makan Padang. Juga lalapan khas Sunda
tanpa sambel mentahnya, jangan sekali-kali disuguhkan tanpa sambel-nya.
Karakter si bumbu dapur ini unik.
Digigit sekali bareng gorengan, bikin kita ingin menggigitnya terus, padahal
rasanya suka bikin telinga gatal, atau lidah kita melenguh huhah-huhah saking
pedasnya, karena nyeletuk yang paling “jawara”nya. Namun, meskipun begitu,
tetap saja kita ketagihan dan selalu ingin dan ingin lagi. Menggigit lagi dan
lagi. Tentu buat mereka yang tidak alergi cabe dan suka pedas, cabe di menu makanan adalah keharusan.
Kenapa? Karena cabe memberi rasa
sensasional di indra rasa, selain memberi efek “melek” alias semangat. Entah
bagaimana caranya bekerja pada tubuh kita, tetapi nyeletuk cabe rawit dengan
pasangannya itu seperti memompa adrenalin pada tingkat tertentu. Saking
mantapnya rasa yang diberikan, keripik singkong yang ditaburi bumbu cabe kering
bisa jadi komoditi yang digemari; bahkan tingkat kepedasannya dibuat sampai
beberapa level. Coba aja Karuhun. Pedas sampai sangat pedas. Pedas-pedas cadas!
Nah, kalo “cabe-cabean”? Yang ini beda. Analoginya
mirip cabe rawit.
Candu. Menyandu. Mendekat-terjerat, tak disadari membuatmu “mati”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar