09 Maret 2014

Cabe (Cabean)


"yang enak pasti menggoda"
gambar:  www.mbah-jingkrak.com























Nggak kebayang kayak apa kuliner Indonesia, yang menjadi surga citarasa tanpa cabe (cabai). Gorengan juga rasanya kurang afdol tanpa cabe rawit. Apalagi rendang tanpa rasa pedas. Nggak kebayang juga babi panggang tanpa sambel (sambal) andaliman. Atau rebusan daun singkong tanpa sambel ijo. Sambel ijo khas rumah makan Padang. Juga lalapan khas Sunda tanpa sambel mentahnya, jangan sekali-kali disuguhkan tanpa sambel-nya. 

Karakter si bumbu dapur ini unik. Digigit sekali bareng gorengan, bikin kita ingin menggigitnya terus, padahal rasanya suka bikin telinga gatal, atau lidah kita melenguh huhah-huhah saking pedasnya, karena nyeletuk yang paling “jawara”nya. Namun, meskipun begitu, tetap saja kita ketagihan dan selalu ingin dan ingin lagi. Menggigit lagi dan lagi. Tentu buat mereka yang tidak alergi cabe dan suka pedas, cabe di menu makanan adalah keharusan.

Kenapa? Karena cabe memberi rasa sensasional di indra rasa, selain memberi efek “melek” alias semangat. Entah bagaimana caranya bekerja pada tubuh kita, tetapi nyeletuk cabe rawit dengan pasangannya itu seperti memompa adrenalin pada tingkat tertentu. Saking mantapnya rasa yang diberikan, keripik singkong yang ditaburi bumbu cabe kering bisa jadi komoditi yang digemari; bahkan tingkat kepedasannya dibuat sampai beberapa level. Coba aja Karuhun. Pedas sampai sangat pedas. Pedas-pedas cadas!

Nah, kalo “cabe-cabean”? Yang ini beda. Analoginya mirip cabe rawit. 
Candu. Menyandu. Mendekat-terjerat, tak disadari membuatmu “mati”.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar