11 Oktober 2012

Ariel Bertumbuh Bersama Kisah Lainnya



Buku tak lagi ranah milik sastrawan. Memoar bukan lagi hanya tentang orang terkenal. Siapa pun boleh menuliskan kisah hidup, jadi buku laris, dan syukur-syukur menginspirasi banyak orang. 
(Tren Fiksi, Hal. 1, Kompas Minggu, 7/10)

Dua Noah.
Dua kisah.
Serupa tapi tak sama.



Bahtera dan Pelangi
Dalam sebuah Kitab Suci, dikisahkan tentang bahtera raksasa yang mengapung-ngapung di atas permukaan Bumi yang tertutup air bah. Bahtera itu berisi Noah, istrinya, tiga anak laki-lakinya, tiga menantu perempuannya, dan seluruh binatang di muka Bumi yang berkeliaran di darat dan udara, masing-masing 7 pasang untuk yang tidak haram, dan masing-masing 1 pasang untuk yang haram, agar semua mahkluk Bumi ini terpelihara hidup keturunannya. 

Tuhan murka pada saat itu, sehingga Ia menutupi Bumi dengan air bah agar semua tenggelam, bahkan puncak-puncak gunung, kecuali Noah dan keluarganya, dan semua binatang yang diperintahkanNya untuk masuk ke dalam bahtera Noah. Dari sekian banyak manusia, hanya 8 orang yang berkenan diselamatkanNya.

Bahtera itu mengapung-ngapung di atas permukaan Bumi selama 54 hari, hingga muncul busur pelangi di langit sebagai penanda janji Tuhan kepada Noah dan seluruh keturunannya, bahwa tidak akan ada lagi air bah yang menutupi Bumi.



Separuh Aku dan Kisah Lainnya
'Air bah' sekonyong-konyong menyentakkan laju Ariel, sapaan akrab Nazriel Irham dan 'menenggelamkan' nya ke dalam sebuah 'bahtera' bernama penjara. Di sana, selama 730 hari, Ariel, artis muda ini dipaksa untuk bergelut dengan banyak perenungan dalam diri. Ia berbicara, bercakap, menulis, dan tetap membuat melodi. Ariel menemukan waktu pribadinya, berkawan dengan keheningan, dan mengenal jati dirinya. 

Jadi, hidup telah memilih menurunkan aku ke Bumi..

Dan Ariel pun bertutur tentang kisahnya. Di dalam 'bahtera' itu. Ia menjalani pelatihan dirinya, berdamai dengan kesalahannya, menerima itu, dan mengundang Tuhan Sang Pengampun, Pengasih, Pemilik dari semua yang bernapas, untuk mempertimbangkan dirinya, dan memberinya kesempatan kedua.

Penilaian Tuhan dimulai saat kau memperbaikinya..

Ketika waktu kebebasannya pun tiba, dan matanya diijinkan lagi melihat matahari, semua amunisi yang telah ia kumpulkan dalam penjara, ia keluarkan untuk naik ke tingkat efektivitas yang lebih tinggi. Maka, Ariel tampil dengan konsep diri yang utuh, karya yang lebih menyentuh, dan menguatkan gagasannya tentang konsep berbagi dengan sahabat. 

Buku Kisah Lainnya bersama sahabat-sahabatnya, Uki, Lukman, Reza dan David mengejewantahkan itu. Bentuknya jadi seperti aliran cerita yang menginspirasi dari sahabat untuk sahabat. 

Dan sebagai gebrakan baru, Separuh Aku membahana di mana-mana…Di radio, di jalan, di kamar, di ruang tamu, di ruang publik, di kamar mandi, di mobil, di bis, di teve, di ruang kerja, di banyak tempat, dimana telinga sahabat-sahabatnya dapat mendengar. Bukan sekadar mendengar tapi juga tetap mencintainya, dan mencintainya sebagai Ariel, tunas yang terus bertumbuh bersama Kisah Lainnya.

Pertumbuhan pribadi saya dan mungkin kita semua, diselingi dengan banyak kesalahan. Kegagalan. Tapi mungkin, kita ini memang perlu gagal satu dua kali. Dari momen itu, barulah kita mengerti bahwa ternyata, orang-orang tetap mencintai kita sekalipun kita bukan sosok yang sempurna.
 
Ada yang bermartabat dari yang keparat
Ada yang terpuji dari yang dibenci
Ada yang luhur dari yang bejat


Ada terang dalam gelap
Ada riuh dalam sunyi
Ada nyala dalam padam


(Carnival, Mikhail Bakhtin 1895-1975 | Lampuki, Arafat Nur 2011)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar