Ini dia contohnya.
Selepas SMA, Elizabeth mendapatkan beasiswa di Harvard, namun pada tahun 2001 ia terpaksa keluar dari sekolah bergengsi tersebut, karena harus mengurus ayahnya yang sakit parah dan semakin payah. Perempuan muda yang tangguh ini, memutuskan untuk meneruskan kuliah di Columbia University, agar bisa mengurus dan tetap dekat dengan sang ayah. Pada tahun 2006, ayahnya meninggal, kemudian Elizabeth kembali ke Harvard untuk melanjutkan studinya, dan lulus tahun 2009.
Kini, Elizabeth adalah pembicara profesional yang mewakili Washington Speakers Bureau, yang memberi inspirasi kepada para remaja tunawisma, yang mengalami “pembentukan” hidup seperti dirinya. Ia juga pendiri dan pemimpin Manifest Living, perusahaan konsultan pengembangan diri, yang memberikan banyak workshop untuk memberdayakan kaum muda agar menjalani dan menciptakan sesuatu yang lebih "greget" dan extraordinary dalam kehidupan mereka.
Elizabeth, telah menulis kisahnya sendiri, bahwa akhir cerita selalu lebih baik dari awalnya.
Ben Underwood
Lahir 26 Januari 1992. Ben menyukai skateboard, sepeda, sepakbola, dan basket. Seperti remaja 14 tahun lainnya, ia berkembang secara normal, kecuali fisiknya: ia buta.
Ben menjadi buta pada usia 2 tahun, karena mengidap kanker retina yang menyebabkan kedua matanya harus diangkat. Namun, yang membuat orang banyak terheran-heran adalah, Ben tetap melakukan aktivitas seperti layaknya orang normal. Rahasianya adalah: ia terlatih untuk menggunakan teknik sonar seperti kelelawar, lumba-lumba, dan beberapa burung, untuk mengenali lingkungan sekitarnya. Ben terbiasa membuat suara berdecak dengan lidahnya, dan suara itu akan memantul kembali. Pantulan tersebut membantu Ben untuk membuat gambaran di otaknya tentang lingkungan sekitarnya. Sehingga dengan “kebiasaan” itu, Ben dapat membedakan mana fire hydrant dan tempat sampah. Dengan “cara itu” pula ia dapat mengenali suatu tempat. Bahkan, jika ia dibawa ke suatu tempat atau rumah yang belum pernah dikunjunginya, Ben akan segera tahu di mana letak tangga dan dapurnya!
Ben, menemukan dirinya yang “tanpa batas” justru di tengah-tengah “keterbatasannya”.
Setuju... Hidup adalah ajang kreativitas. Jadilah orang yang kreatif dalam menjalani hidup, ubah masalah menjadi kesempatan :)
BalasHapusNice blog!
Mas Yoris, terimakasih, sudah mampir ke taman :)
BalasHapusSurprise, jadi semangat nih! :) Buku Creative Junkies-nya, inspiratif!